bintang


Senin, 25 Juli 2011

KARAKTERISTIK BAITUL MUSLIM



خَصَائِصُ البيتِ المسلمِ

Baitul muslim ( Keluarga islami) adalah komunitas mitsaly ( teladan ) dari sebuah masyarakat islami dan daulah islamiyah, ia dibangun di atas azaz aqidah yang bersih ( tauhid ), ibadah yang shohih, akhlaq yang lurus dan fikroh islamiyah yang kokoh. Ia adalah sebuah perwujudan dari makna firman Allah Swt :

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا
فِي السَّمَاء () تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللّهُ الأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ
يَتَذَكَّرُونَ

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik(^) seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, ( ) pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”.( QS,Ibrohim: 24-25 )

1. Memelihara aspek TAUHID

Sebuah Rumah tangga berstatus islami manakala azaz penegakannya didasari Tauhidullah, sebab seluruh orientasi hidup ini akan sangat ditentukan oleh azaznya.
Dari sinilah maka Rasulullah Saw mensyari’atkan penanaman Tauhid kepada ummatnya dimulai sejak usia dini yaitu ketika manusia baru terlahir dari rahim sang ibundanya untuk diadzankan.

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Turmudzi dari Abu Rofi’ berkata ;

رَأيْتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم أذَّنَ في اُذُنِ الحسن بن عَلِيّ حينَ
ولَدَتْه فاطمة ( رواه أبو دود والترمذي )

“ Aku melihat Rasulullah Saw mengumandangkan adzan pada telinga Al Hasan bin Ali Ra ketika Fatimah Ra melahirkanya”.

2. Memperhatikan Ibadah dan kepatuhannya kepada Allah

Suasana islami yang tercermin dari keluarga muslim adalah ketaatan dan ibadahnya kepada Allah Swt, upaya menumbuhkan suasana tersebut adalah dengan pembiasaan, untuk terwujudnya hal tersebut maka antara sesama anggota keluarga harus saling menopang.
Dalam upaya menumbuhkan kebiasaan gemar beribadah pada anak-anak maka ajaklah mereka ke masjid, bila datang Romadhon latihlah mereka untuk berpuasa dan seterusnya.
Sabda Rasulullah Saw :

مُرُوا أولادَكم باِلصلاةِ وهُمْ أبْناءُ سَبْعِ سِنينَ, واضْرِبوهُم علَيْها وهُمْ أبناءُ عَشرٍ وفرِّقوا بينَهم في المَضَاجع ( رواه الحاكم )

“ Perintahkan anak-anakmu menjalankan sholat jika mereka sudah berusia tujuh tahun, dan jika sudah berusia sepuluh tahun pukullah mereka jika tidak mau melaksanakannya dan pisahlah tempat tidur mereka”.

3. Menyemai nilai akhlaq Islamiy: Amanah, muraqabah (merasa dalam pengawasan Allah), shidiq, dan lainnya.

Penyangga utama rumah tangga islami setelah tauhid dan ibadah adalah akhlaq, ia adalah pangkal kedamaian dan sakinah sebuah keluarga. Bila anggota keluaraga telah tertanam dalam perilakunya sifat amanah, jujur, merasa diawasi oleh Allah Swt dalam segala tindak tanduknya, maka kalau di dunia ini ada surga maka itulah ia.
Sabda Rasulullah Saw :

سُئل رسولُ الله صلى الله عليه وسلم عن أكْثَرِ مايُدخِلُ الناسَ الجنةَ بعْدَ تقوى اللهِ,
قال: حُسْنُ الخُلُقِ

“ Faktor yang paling banyak menyebabkan seorang manusia masuk surga setelah taqwa adalah akhlaq yang baik” ( HR Turmudzi ).

Perhatikan dua kisah berikut ini :
Pertama : Suatu pagi buta seorang ibu penjual susu berkata pada putrinya : nak campur saja susu itu dengan air agar menjadi banyak, Kholifah Umar kan tidak tahu , maka sang anak yang telah di didiknya dengan kejujuran dan muroqobahtullah dengan santun menjawab; mohon maaf ibu, kalau Amirul mu’minin tidak tahu maka Allah Swt Maha Mengetahui.

Kedua : Suatu siang disebuah lembah di luar Madinah Umar Ra berjumpa dengan seorang penggembala kambing yang sedang menggembalakan ratusan gembalanya, lalu Umar Ra bertanya: hai Abdallah bolehkah aku beli seekor saja kambingmu ? jawab penggembala itu: tidak tuan, kambing-kambing ini bukan milik saya. Umar Ra berkata: bukankah gembalaan mu sangat banyak ? andaikata berkurang seekor saja maka tuanmu tidak akan mengetahuinya? Jawab penggembala : benar tuan, pimilik kambing ini tidak tahu, tapi di mana Allah?

4. Penuh perhatian: 

Seorang laki-laki sholeh ia begitu perhatian pada istrinya, berkata santun, memenuhi kebutuhannya, dan mencintainya, selalu mengayomi agar istri selalu dalam ketaatan kepada Allah Swt dan Rasul Saw. Dan seorang wanita shalihah ia selalu menyenangkan suami, mentaati perintahnya, dan menjaga kesucian dirinya, berpesan kepada suaminya di pagi hari, dan menanyakan keadaannya di sore hari.
Keduanya sangat perhatian akan keselamatan anak-anaknya, mentarbiyahnya dengan tarbiyah islamiyah, memberikan makan dengan rizki yang halal.
Demikianlah Rasulullah Saw contohkan kebaikan perhatiannya terhadap keluarga dalam segala hal, sehingga layak Beliau Saw menyatakan :

خَيركُم خيركم لأهلِه وانا خيركم لِأَهْلِيْ

“ Sebaik baik kamu semua adalah orang yang paling baik perhatiannya terhadap keluarganya, dan aku ( Rasul Saw ) adalah orang yang terbaik diantara kalian perhatianku terhadap keluargaku”.

5. Penuh perhatian dan bersemangat dalam berpartisipasi memenuhi kewajiban-kewajiban da’wah, dan merasa mulia dengan da’wah. 

Karakter dan sifat spesifik dari keluarga islami adalah keterikatannya dengan da’wah, ia adalah keluarga da’wah itu sendiri, cukup bagi kita melihat rumah tangga Rasulullah Saw dan Khulafaur rosyidin Ra setiap a’dlo dari rumah-rumah pembesar islam ini saling berkompetisi ingin berbuat yang terbaik untuk islam. Dengarkan apa yang dikatakan oleh Abu Bakar Ra yang begitu bangganya dengan da’wah islam ini di tenganh menurunnya moralitas shahabat sepeninggal Rasul Saw :

أيَنْقُصُ الإسلامُ وأنا حَيٌّ

Akankah islam menjadi lemah sedangkan saya masih hidup ?
Dan inilah Umar Ra berkata :

مَنْ طَلبَ العِزَةَ بغيرِ ما أعَزَّنا اللهَ بهِ أذَلَّنا

Barang siapa mencari kemulyaan dengan selain apa yang Allah telah mulyakan kita, maka kita akan hina.
Simaklah apa yang dikatakan oleh ibu Khonsa Ra kala menerima berita syahidnya keempat putranya :

الحمدُ لله الذي شَرَّفَنِي بِقتْلِهِمْ عَسَى اللهُ انْ يَجْمعَنا جَمِيعا في الجنةِ

" Segala puji bagi Allah yang telah memulyakan orang seperti aku ini dengan syahidnya putra-putraku, semoga Allah berkenan kumpulkan kami semua di surga.

6. Memelihara ajaran Islam dalam setiap urusan rumah tangga (pakaian, makanan, minuman, tidur, bangun, dzikr, dan aktifitas lainnya. 

Sungguh tak satupun urusan kehidupan manusia ini yang tidak diatur oleh islam, sebuah keluarga islami ia menjalankan perannya dalam mengaplikasikan nilai-nilai agung, didasari sebuah pernyataan :

رضيتُ با لله ربا وبالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا

( Rela Allah sebagai Robb, menjadikan islam sebagai aturan hidup dan menjadikan tuntunan Rasul Saw sebagai rujukan utamanya )

Ia sadar bahwa keselamatan hanya dengan mengikuti sunnah. Imam Malik rahimahullah berkata :

السُنَّةُ مِثلُ سَفِينَةِ نُوْحٍ , مَنْ رَكِبَها نَجَا وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْها غَرِقَ

Sunnah Rasul Saw itu ibarat perahu nabi Nuh As (saat terjadi taufan), maka barang siapa naik maka selamatlah ia, dab barang siapa tidak mau menaikinya maka tenggelamlah ia.

7. Menjaga kebersihan dan keindahan rumah

Sungguh keindahan islam itu sebahagiannya diperankan oleh keluarga islami, karena ia senang hidup bersih, dalam perilaku, pakaian, makanan, usaha dan sebagainya, ia sadar bersih adalah pangkal keindahan. Demikianlah Rasul Saw nyatakan :

إن اللهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الجَمالَ, طَيِّبٌ لا يَقْبَلُ إلا طَيِّبا

Sesungguhnya Allah itu Maha Indah menyukai keindahan, Allah itu Maha Baik Maha Mencintai kebaikan.

8. Membentengi rumah dari pencemaran akhlaq

Diantara tantangan yang berat dihadapi keluarga muslim saat ini adalah serangan Ghozwul fikri, sehingga hampir setiap rumah kita tak terhindar dari panah-panah beracun yang di lepaskan oleh musuh-musuh islam.
Maka sebuah kesadaran islam ( al wa’yu al islami ) harus terus di hidupkan melalui interaksi yang inten terhadap nilai-nilai islam, dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar agar nuansa keislaman rumah, anak-anak , lingkungan, dan seluruh aktivitas kita mampu terbentengi dari pencemaran akhlaq.
Sabda Rasulullah Saw :

من رأى منكم منكراً فليغيْره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه، فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان ) رواه مسلم(.

Barang siapa diantara kamu melihat kemunkaran maka hendaklah ia merubah dengan tangannya, apa bila tidak mampu maka dengan lesannya, apa bila tidak mampu maka dengan hatinya dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.

9. Menjaga dan memelihara status dan hak masing-masing

Diantara karekteristik keluaga islami adalah terpeliharanya status dan hak masing-masing anggota keluarga. Ada ayah ia sebagai pemimpin dan bertanggung-jawab seisi rumah akan keselamatan mereka, ia punya hak untuk dihormati dan ditaati selagi perintahnya tidak bertentangan dengan syariat islam, Ada ibu ia mengayomi anak-anak, menumbuhkan kesejukan dan membahagiakan dan ia punya hak untuk dimulyakan, dan ada anak-anak mereka butuh kedamaian, bimbingan dan perawatan, merekapun punya hak atas statusnya untuk disayangi.

Di sinilah letak cerminan dari arahan Allah Swt dalam doa yang diajarkan kepada keluarga muslim-mukmin, Firman Allah Swt :

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.( QS. Al Furqon 74 )

10. Sederhana dalam ma’isyah (tidak berlebihan)

Al Basathoh ( kesederhanaan ) menjadi karakter islam, sehingga penerjemah islam secara aplikatif yaitu Rasulullah Saw demikian sederhana dalam kehidupannya. Tidak pelit dan tidak juga boros, terbaik dalam memberi nafkah, sifat inilah yang diturunkan oleh Al qur an kedalam dada setiap mukmin.
Firman Allah Swt :

وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. ( QS.Al furqon : 67 )

Firman Allah Swt :

يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ
الْمُسْرِفِينَ

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,(^) makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.(^) Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. . ( QS.Al a’rof :31 )

(^) Maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan salat atau tawaf sekeliling Kakbah atau ibadah-ibadah yang lain (^) Maksudnya: jangan melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.

11. Menjaga hak tetangga, dan saudara dalam dakwah.

Keidahan karakter keluarga islami juga tercermin dari interksi sosial masyarakatnya. Cukuplah Rasul Saw sebagai teladan kita untuk kita pegangi arahannya; sabda Beliau Saw :

مَنْ كانَ يؤُمِنُ بالله و اليومِ الإخِرِ فاليُكْرِمْ جارَهُ

Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia memuliakan tetangganya

Tetangga kita ada diantaranya memiliki tiga hak, ada yang dua hak dan ada yang hanya memiliki satu hak saja.
Adapun yang memiliki tiga hak adalah dia seorang muslim, kerabat dan rumahnya dekat dengan rumah kita.
Yang memiliki dua hak adalah ia seorang muslim dan tinggalnya dekat dengan kita, sedang yang satu hak adalah ia rumahnya dekat dengan rumah kita. Dan masing-masing mereka menuntut untuk ditunaikan hak-haknya.

Tentang hak saudara Rasul Saw. Bersabda :

حق المسلم على المسلم ست : إذا لقيته فسلم عليه, وإذا دعاك فأجبه, وإذا
استنصحك فانصحه, وإذا عطش فحمد الله فشمته, وإذا مرض فعده, وإذا مات
فأتبعه.

“Hak sesama muslim itu enam : bila berjumpa berilah salam, bila diundang hadirilah, bila meminta nasehat berilah nasehat, bila bersin dan ia membaca hamdalah doakanlah, bila sakit jenguklah dan bila meninggal dunia maka antarkan sampai ke makamnya”.

Senin, 11 Juli 2011

URGENSI PEMBENTUKAN BAITUL MUSLIM


Urgensi membentuk keluarga muslim:

1. Perintah Allah (At-Tahrim : 6, Thaha : , Asyuara : 214)

- تكليف الله : " قوا أنفسكم … " ، " وأمر أهلك بالصلاة " ، " وأنذر عشيرتك ".

2- Rasul membebankan tanggunggajawab rumah tangga muslim pada setiap muslim.

إلقاء الرسول المسئولية على كل مسلم : " كلكم راع … " ، " خيركم خيركم لأهله وانا خيركم لأهلك "

3. Pembentukan rumah tangga muslim merupakan langkah penting dan asasi (yang mendasar) dalam pembinaan masyarakat muslim

- تكوين البيت المسلم خطوة مهمة وأساسية في بناء المجتمع المسلم .

4. Merealisasikan keseimbangan dan keharmonisan
- تحقيق التوازي والتوازن

A. KEWAJIBAN MEMBENTUK RUMAH TANGGA ISLAM DAN URGENSINYA

Islam agama terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada manusia untuk menata seluruh dimensi kehidupannya. Setiap ajaran yang telah digariskan agama ini tidak ada yang berseberangan dengan fitrah manusia. Unsur hati, akal dan jasad yang terdapat dalam diri manusia senantiasa mendapatkan "khithab ilahi" secara proporsional.

Oleh karenanya, Islam melarang ummatnya hidup membujang laiknya para pendeta. Hidup hanya untuk memuaskan dimensi jiwa saja dan meninggalkan proyek berkeluarga dengan anggapan bahwa berkeluarga akan menjadi penghalang dalam mencapai kepuasan batin. Hal ini merupakan bentuk penyimpangan fitrah manusia yang berkaitan dengan unsur biologis.

Berkeluarga dalam Islam merupakan sunnatullah yang berlaku untuk semua makhluk (kecuali malaikat), baik manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Bahkan ditekankan dalam ajaran Islam bahwa nikah adalah sunnah Rasulullah SAW yang harus diikuti oleh ummat ini. Nikah dalam Islam menjadi sarana penyaluran insting dan libido yang dibenarkan dalam bingkai ilahi. Agar kita termasuk dalam barisan Ummat ini dan menjadi manusia yang memenuhi hak kemanusiaan kita, maka tidak ada kata lain kecuali harus mengikuti Sunnah Rasul yaitu nikah secara syar'i. Meskipun ada sebagian Ulama yang sampai wafatnya tidak sempat berkeluarga. Dan ini bukan merupakan dalih untuk melegalkan membujang seumur hidup. Adapun hukumnya sendiri –menurut ulama- bertingkat sesuai faktor yang menyertainya. Coba perhatikan beberapa hadist di bawah ini:

يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا
 النساء: ١

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu."

ومن آياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها وجعل بينكم مودة ورحمة إن في ذلك لآيات لقوم يتفكرون
 الروم: ٢١

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِى مَرْيَمَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ أَخْبَرَنَا حُمَيْدُ بْنُ أَبِى حُمَيْدٍ الطَّوِيلُ أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ - رضى الله عنه - يَقُولُ جَاءَ ثَلاَثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا فَقَالُوا وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ . قَالَ أَحَدُهُمْ أَمَّا أَنَا فَإِنِّى أُصَلِّى اللَّيْلَ أَبَدًا . وَقَالَ آخَرُ أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلاَ أُفْطِرُ . وَقَالَ آخَرُ أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلاَ أَتَزَوَّجُ أَبَدًا . فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ « أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا أَمَا وَاللَّهِ إِنِّى لأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ ، لَكِنِّى أَصُومُ وَأُفْطِرُ ، وَأُصَلِّى وَأَرْقُدُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِى فَلَيْسَ مِنِّى » . تحفة 745 - 2/7 ، رواه البخاري

Sa'idbin Abu Maryam menceritakan kepada kami,Muhammad bin Ja'far mengabarkan kepada kami, Humaid bin Abu Humaid At-Thawil bahwasanya ia mendengar Anas bin Malik ra berkata:"ada tiga orang yang mendatangi rumah-rumah Istri Nabi SAW menanyakan ibadah Nabi SAW. Maka tetkala diberitahu, mereka merasa seakan-akan tidak berarti (sangat sedikit). Mereka berkata: "di mana posisi kami dari Nabi SAW, padahal beliau telah diampuni dosa-dosanya baik yang lalu maupun yang akan datang. Salah satu mereka berkata: "saya akan qiamullail selama-lamanya." Yang lain berkata: "akan akan puasa selamanya." Dan yang lain berkata: "aku akan menghindari wanita, aku tidak akan pernah menikah." Lalu datanglah Rasulullah SAW seraya bersabda: "kalian yang bicara ini dan itu, demi Allah, sungguh aku yang paling takut dan yang paling takwa kepada Allah. Akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku sholat, aku tidur dan aku juga menikah. Barang siapa yang benci terhadap sunnahku maka ia tidak termasuk golonganku." HR Imam Al-Bukhari.

B. Urgensi Pembentukan Keluarga Muslim

Ada beberapa faktor yang mendasari urgensinya pembentukan keluarga dalam Islam sebagaimana berikut:

1. Perintah Allah SWT

Membentuk dan membangun mahligai keluarga merupakan perintah yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam beberapa Firman-Nya. Agar teralisir kesinambungan hidup dalam kehidupan dan agar manusia berjalan selaras dengan fitrahnya. Kata "keluarga" banyak kita temukan dalam al-Quran seperti yang terdapat dalam beberapa ayat berikut ini;

يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها ملائكة غلاظ شداد لا يعصون الله ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون
 التحريم: ٦

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

وأنذر عشيرتك الأقربين
  الشعراء: ٢١٤

"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat".

وأمر أهلك بالصلاة واصطبر عليها لا نسألك رزقا نحن نرزقك والعاقبة للتقوى

 طه: ١٣٢

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa."

2. Membangun Mas'uliah Dalam Diri Seorang Muslim.

Sebelum seorang berkeluarga, seluruh aktivitasnya hidupnya hanya fokus kepada perbaikan dirinya. Mas'uliah terbesar terpusat pada ucapan, perbuatan dan tindakan yang terkait dengan dirinya sendiri. Dan setelah membangun mahligai keluarga, ia tidak hanya bertanggungjawab terhadap dirinya saja. Akan tetapi ia juga harus bertanggungjawab terhadap keluarganya. Bagaimana mendidik dan memperbaiki istrinya agar menjadi wanita yang shalehah. Wanita yang memahami dan melaksanakan hak serta kewajiban rumah tangganya. Bagaimana mendidik anak-anaknya agar menjadi generasi rabbani nan qurani. Coba kita perhatikan beberapa hadits berikut ini:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

عَنْ قَتادَةَ عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللهَ تَعَالَى سَائِلٌ كُلَّ رَاعٍ عَمَّا اسْتَرْعَاهُ حَفِظَ ذَلِكَ أَمْ ضَيَّعَهُ حَتىَّ يُسْأَلَ الرَّجُلُ عَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ غَرِيْبٌ مِنْ حَدِيْثِ قَتادةَ لَمْ يَرْوِهِ إِلَّا مُعاذُ عَنْ أَبِيْهِ

"Sesungguhnya Allah Ta'ala akan meminta pertanggung jawaban kepada setiap pemimpin atas apa yang dipimpinnya, apakah ia menjaga kepemimpinannya atau melalaikannya, sehingga seorang laki-laki ditanya tentang anggota keluarganya". Hadits Gharib dalam Hilayatul Auliya, 9/235, diriwayatkan oleh An-Nasa'i dalam Isyratun Nisaa', hadits no 292 dan Ibnu Hibban dari Anas dalam Shahihul Jami' , no.1775; As-Silsilah Ash- Shahihah no.1636

عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- :« خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى ».

Dari Aisyah ra, berkata: "Nabi SAW bersabda: "sebaik-baik kamu adalah yang paling baik pada kelurganya dan aku paling baik bagi keluargaku." HR Imam Al-Baihaqi

وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - ، قَالَ : قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - : (( أكْمَلُ المُؤمِنِينَ إيمَاناً أحْسَنُهُمْ خُلُقاً ، وخِيَارُكُمْ خياركم لِنِسَائِهِمْ )) رواه الترمذي ،

"dari Abu Hurairah ra berkata: "Rasulullah SAW bersabda: "Mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya dan paling baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya." HR Imam At-Tirmidzi, dan ia berkata: "Hadits hasan shahih".

3. Langkah Penting Membangun Masyarakat Muslim

Keluarga muslim merupakan bata atau institusi terkecil dari masyarakat muslim. Seorang muslim yang membangun dan membentuk keluarga, berarti ia telah mengawali langkah penting untuk berpartisipasi membangun masyarakat muslim. Berkeluarga merupakan usaha untuk menjaga kesinambungan kehidupan masyarakat dan sekaligus memperbanyak anggota baru masyarakat. Allah SWT berfirman; التحريم: ٦
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

عَن أنسٍ رضي الله عنه قَالَ : { كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا بِالْبَاءَةِ ، وَيَنْهَى عَنْ التَّبَتُّلِ نَهْيًا شَدِيدًا ، وَيَقُولُ : تَزَوَّجُوا الْوَلُودَ الْوَدُودَ .فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأَنْبِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ } رَوَاهُ أَحْمَدُ ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ .وَلَهُ شَاهِدٌ عِنْدَ أَبِي دَاوُد ، وَالنَّسَائِيُّ ، وَابْنِ حِبَّانَ مِنْ حَدِيثِ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ

Dari Anas ra berkata: "Rasulullah SAW memerintahkan kami dengan "ba-ah" (mencari persiapan nikah) dan melarang membunjang dengan larangan yang sesungguhnya seraya bersabda: "nikaihi wanita yang banyak anak dan yang banyak kasih sayang. Karena aku akan berlomba dengan jumlah kamu terhadap para nabi pada hari kiamat." HR Imam Ahmad, dishahihkan Ibnu Hibban. Memiliki "syahid" pada riwayat Abu Dawud, An-Nasaai dan Ibnu Hibban dari hadits Ma'qil bin Yasaar.

4. Mewujudkan Keseimbangan Hidup

Orang yang membujang masih belum menyempurnakan sisi lain keimanannya. Ia hanya memiliki setengah keimanan. Bila ia terus membujang maka akan terjadi ketidak seimbangan dalam hidupnya, kegersangan jiwa dan keliaran hati. Untuk menciptakan keseimbangan dalam hidupnya, Islam memberikan terapi dengan melaksanakan salah satu sunnah Rasul yaitu membangun keluarga yang sesuai dengan rambu-rambu ilahi. Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا تَزَوَّجَ الْعَبْدُ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ نِصْفَ الدِّيْنِ فَلْيَتَّقِ اللهَ فِى النِّصْفِ الْبَاقِى. رَوَاهُ الْبَيْهَقِي

Dari Anas bin Malik ra berkata: "Rasulullah SAW bersabda: "Apabila seseorang menikah maka ia telah menyempurnakan setengah agama. Hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam setengahnya." HR Imam Al-Baihaqi
Menikah juga bisa menjaga keseimbangan emosi, ketenangan pikiran dan kenyamanan hati. Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ ».رواه مسلم

Dar Abdullah berkata: "Rasulullah SAW bersabda kepada kami: "Wahai para pemuda, barang siapa dari kalian yang memiliki kemampuan, maka hendaklah ia menikah. Karena sesungguhnya menikah itu akan menundukkan pandangan dan memelihara farji. Barang siapa yang tidak mampu maka hendaklah ia berpuasa. Karena puasa itu merupakan benteng baginya. " HR Imam Muslim

Semoga kita dimudahkan Allah untuk melaksanakan sunnah ini. Amin